Digital : digitus = jari jemari. Digital berarti yang berkaitan dengan jari. Janah sifatna netral (tidak berpihak). Pengaruh baik entah pengaruh buruk tergantung bas jari jemari ise teknologi e (the right man behind the gun). Janah lit rusur celah siidatken kalak guna mengembangken dingen mengkonsumsisa.
Tata gereja bagian pembukaan (5)gbkp memaknai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai perlengkapan hidup dalam dunia yang terus menerus mengalami perubahan dan tantangan.
Framing, branding dan make up lembaga/organisasi gbkp dengan image terbaik sebagai gereja. kesadaran bersama kita bahwa bentukan akhir dari image itu sendiri adalah akumulasi semua ajaran, pelayanan dan tampilan tri-tugas gereja (yang bersekutu, melayani serta aktif bersaksi) dari kehidupan umat, jemaat(sektor/majelis runggun), klasis-klasis, unit-unit, kategorial dan moderamen gbkp. ini semua perlu dipersiapkan untuk dipublikasikan sebagai karya pelayanan yang konkrit dan real. menjadi garam (matius 5:13/yang terasa) dan menjadi terang (mat. 5:14/yang terlihat).
Kerina dampar kegeluhen enggo ikenai perkembangan digitalisasi, terutama selama pandemi covid-19. Kai siidahiken jadi cepat, efektif dingen efesien. Tapi bas pemakaian internet of things, la kerina kalak ngasup ngangkai dingen mengelola banjir informasi, tapi justru terpapar kai sila mehuli. Emaka perlu literasi (kecakapan)
Mengenai hak atas informasi (right to know- Pasal 19 Duham PBB) pe itetapken bas UUD 1945 Pasal 28F : setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. UU No. 14/2008 Kebebasan Informasi Publik (KIP). Hak digital jadi bagian HAM simenjamin warga negara banci mengakses, menggunakan, membuat, rikut menyebarluaskan media digital. Hak digital eme hak mengakses, hak berekspresi, hak untuk merasa aman.
Bas ermedia sosial lit kebebasen, tapi kebebasen e lit konsekuensina. Janah bas sienda ngikuti UU Informasi dan Transaksi Elektronik no. 11/2008 (dokumen elektronik), ras no. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU ITE 2008. Perlindungan konsumen, KUHPidana, ras perpudi eme UU Perlindungan data pribadi (PDP) siitetapken 20/9/2022 si intina larangan memperoleh dan mengumpulkan data pribadi yang bukan miliknya, larangan mengungkap data pribadi, larangan menggunakan data pribadi yang bukan miliknya, larangan membuat data pribadu palsu dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi, termasuk kerna sanksi administrative bage pe pidana man perorangen entah perusahaan pengelola data.
Bas media digital la terpungkiri buena manfaat dingen kegunaan (perdagangan online, media pendidikan, seminar internasional, hiburan). Genduari kita memasuki era post-truth : lanai soal benar salah, tapi soal viral segelah jadi perhatian dingen ilike=banyak disukai (la logis, tapi menyentuh emosi ras perasaan). Secara politis, membenarkan segala cara sipenting uga segelah menang. Tapi bas dampar sideban lit ka muatan sila maba manfaat tapi mudarat (kinicedaan) : waham/overthinking (gampang baper, sakit pikir, sakit perasaan erkiteken melawensa iangkat telpon, ijawab wa, la lit respon status) radikalisme, pishing ras social enginering, cyber bullying (perudungan selaku perilaku yang tidak menyenangkan secara verbal, fisik maupun social-istilah flaming: perang kata-kata di dunia siber menggunakan bahasa amarah, vulgar, mengancam dan memeras (45:4); merendahkan; harassment kata-kata kasar, menyerang dan melecahkan; denigration : dilakukan dengan cara menuliskan postingan atau komentar hinaan yang bohong, gossip kejam, rumor palsu) pornografi, pencemaran nama baik (45:3), melanggar kesusilaan (psl 45:1/2016), pembocoran data pribadi/peretasan, ancaman kekerasan, rasa kebencian/permusuhan SARA (45A:2/2016) enda kerina jadi jejak digital (cybercrime), persekusi, kecanduan main game, judi online (45:2/2016), terror (45B); peretasan dokumen elektronik orang lain (32:1; 48:1) berita bohong (45A:1; 28:1) lupa waktu, dingen sindauh jadi ndeher, tapi sindeher jadi ndauh. Emaka cakap secara digital ertina ngasup ndatken, mengerjaken, mengevaluasi, menggunakan, membuat rikut memanfaatknca secara bijak, cerdas, cermat dingen tepat guna.
GBKP alu jumlah 600 runggun, perpulungen, 27 Klasis, 640 Pdt, 12.800 Pt/Dkn rikut 318.000 kalak jemaat sebelang-belang Indonesia tentu labo terpungkiri karya nyata rikut pelayanen bas tri-tugas gerejawi (persekutuan, pelayanan rikut kesaksian). Tapi erkiteken enda la masif idokumentasiken dingen ipublikasiken maka banci ireduksi (penurunan nilai) perorangan entah pe kelompok tertentu alu make media sosial/digital, ikecilken piah gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Janah bas situasi enda enterem kalak banci ngoge, tapi la ngangkai erti. Emaka perlu cakap bermedia digital alu memahami, mengerti menggunaken hard ras soft case lanskap digital, mesin pencarian, aplikasi percakapen ras medsos, aplikasi dompet digital, loka pasar, transaksi digital. Pengguna aktif medsos 160 juta (59% total penduduk Indonesia-2019) Youtube, WA, Fb, Instagram, twitter alu rata-rata 3 jam 26 menit (lamanya berselancar 7 jam 59 menit).
Enda me maka GBKP mengelola hubungan masyarakat rikut jemaat alu makeken media informasi teknologi segelah ertambah pengertin, pengidah, pemahaman kerina jelma, subuk simendukung all out, siikut-ikuten bagepe kalangan haters banci iubah jadi likers, mendukung dan menopang. Sebab mekatep terjadi simandangi e nina memakai bahasa mengkritik (tentu enda si nen selaku vaksin, penyembuh dingen penguat siidasari fakta dan data akurat dan faktual), tapi mekatep jadi justru jadi haters (penyebar berita palsu dingen hoaks, ujaran kebencian) tidak lain hanya didasari oleh segat ate/kebencian. Adi enda siterjadi ujungna eme saling menyalahkan dingen saling mengkalahkan, labo diskusi solutif tapi debat kusir la erujung.
Banjir data rikut informasi sigenduari banci isearching, banci ka iposting (era big data), tapi labo ngatakenca maka banci kai pe ialoken demi konten (kasus terakhir anak-anak muda rempet mpengadi truk sisangana erdalan; prank kekerasan dalam rumah tangga). Emaka perlu berhikmat make waktu ermedsos dingen saring lebe sope isharing (over sharing). I jenda kai sijadi ukuren pola pikir kritis siisehken Socrates sanga ia ilebuh sekalak temanna guna nuri-nuri nina,"penting kin e, perlu kin e, benar kin e?" (kurasi)alu bage kita mampu bermedia digital secara akal sehat, rikut pe ertanggungjawab secara moral dingen spiritual. Ngergaken pandangan kalak rikut lit kesopanen bas nehken pandangenta.
Siienggo ikelola Humas dan IT Moderamen GBKP genduari eme Fb, youtube, tiktok, One click GBKP, SIAJ (banci idownload gratis i play store), dingen menjadi media jurnalisme warga jemaat (5what, why, who, when, where+1how) rikut pe jadi media dokumentasi pelaksanaan kegiatan dingen publikasi layanan nyata. Enda jadi media menghadirkan citra positif, bermanfaat, mendidik, menyejukkan, menyebarkan perdamaian ku tengah masyarakat dingen jemaat ngalaken bage belinna banjir informasi silabo jelas dingen cenderung provokatif. Ilakoken pe pelatihan literasi digital ras pelatihan penulisan secara onsite bagepe zoom meeting.
(Pdt. Imanuel Kemenangan Ginting, STh. Sekretaris Eksekutif Biro Humas dan IT Moderamen GBKP)