Bahasa Indonesia

Perayaan Peringatan 133 Tahun Sampainya Injil Kepada Orang Karo Di Titik Nol GBKP, Desa Wisata Buluh Awar

Pdt. Imanuel Kemenangan Ginting, S.Th | 19-04-2023

IMAN DAN KASIH YANG MEMBAWA KEHIDUPAN  (FRAGMEN ANAK TUNDAKAIS PDT. WIJNGARDEN)

BULUHAWAR, 18 April 2023

Acara peringatan 133 tahun GBKP sampai kepada orang Karo (18 April 1980-18 April 2023) dilakukan dengan beberapa rangkaian acara yang membawa sukacita, yaitu ziarah kemakam penginjil di Sibolangit, dan di titik nol GBKP di Desa wisata Buluhawar dengan acara Karnaval dari jemaat se-Klasis Sibolangit dan ibadah raya. Acara ini menjadi sangat special dengan kehadiran utusan dari Belanda : Protestantse Kerk in Nederland (PKN) sebanyak 5 (lima) orang baik di saat ziarah maupun dalam ibadah raya, beserta 80 orang utusan dari 37 gereja-gereja se Indonesia dan perwakilan PGI sebagai buah pekabaran Injil misionaris Belanda (NZG : Nederlandsche Zending Genootchap). Turut hadir para keluarga Pendeta-pendeta GBKP yang pertama (Pdt. Thomas Sibero dan Pdt. Palem Sitepu), maupun para BPMK dan BPMR.

 

Acara di makam penginjil pertama kepada orang Karo di Sibolangit dilakukan dengan acara tabur bunga dan refleksi peringatan 133 tahun sampainya injil kepada orang Karo oleh Ketua Bidang Kesaksian Pdt. DR. Kalvinsius Jawak. Dalam refleksinya Pendeta ini menyampaikan bagaimana besarnya pengorbanan para misionaris dalam mengobarkan semangat penginjilan 133 tahun yang lampau dating dari Belanda, dan saat ini setelah 133 tahun saudara/i kita dari Belanda dapat merayakan dan memperingatinya Bersama jemaat GBKP. Ini adalah syukur yang besar, dengan iman berangkat dari Belanda, seperti Tuhan Yesus yang datang dengan kasih-Nya sampai mengorbankan hidupnya bagi dunia ini. Walaupun ada marabahaya dan maut tidak mematahkan semangat para penginjil. Ini menjadi kobaran api penginjilan sebab gereja yang tidak bermisi adalah gereja yang mati. Hal ini mengingatkan kuatnya Injil dan Roh Kudus berkarya dan berbuah di GBKP dan Indonesia, di saat di tempat lain menjadi kering.

 

Acara di titik nol GBKP desa wisata Buluhawar diawali dengan kemeriahaan karnaval yang menghadirkan atraksi budaya perwakilan dari jemaat-jemaat se-Klasis Sibolangit. Selanjutnya dilakukan ibadah inkulturasi (budaya Karo) yang menunjukkan ciri khas budaya Karo yang dekat dan sangat menghargai alam sebagai pendukung kehidupan anugerah Tuhan. Acara peringatan pesta iman 133 tahun sampainya Injil kepada orang Karo di desa Buluhawar dirangkai dengan acara syukur tahunan (kerjatahun) dan merayakan HUT 133 KAKR GBKP.

 

Dalam prosesi ibadah dilakukan fragmen yang menunjukkan dalam sulitnya proses memberitakan Injil kepada masarakat Karo, bagaiman penginjil Pdt. Wijngaarden dan istrinya mendekati keluarga yang sedang berdukacita karena kematian siibu dalam situasi melahirkan. Anak seperti ini dalam tradisi  dianggap anak yang membawa kesialan dan harus dibunuh menghindari malapetaka ke tengah kampung Buluhawar, yang dikenal sebagai anak tunda kais. Tapi Pendeta ini menyatakan bahwa iman dan kasih Tuhan lebih besar kepada anak tersebut dan memberikan jaminan keselamatan serta menjauhkan malapetaka. Dan ia meminta untuk merawat anak tersebut dengan memberi gelar Sangap (beruntung). Oleh Injil  kematian beroleh kehidupan dan menjauhkan malapetaka.  Iman dan kasih yang membawa kehidupan ke tengah dunia.

 

Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Krismas I. Barus, MTh. LM dalam khotbahnya (kej. 1:26-28; 2:18) menyatakan bagaimana Pdt. H. C Kruyt mengubah hatinya dari memperjuangkan kepentingan Belanda, menjadi mengasihi masyarakat Buluhawar, dan karena itu dipulangkan. Penerusnya Pdt. Wijngardeen datang menggantikan dan penginjil lainnya. Relasi kedatangan mereka di masa lampau, pada saat ini akan menghubungkan cinta kembali. Misi 133 tahun lalu adalah anugerah yang sesunngguhnya bagi GBKP. Walaupun mereka tertolak, hambatan dan beda kultur. Namun cinta tidak menghalangi mereka, tidak mundur walau banyak kekurangan. Cinta tidak menghentikan kebaikan atas penderitan mereka.

 

Karakter Allah yang kita sembah salahsatunya baraqah (berkat, tuah) yang implikasinya adalah pelipatgandaan berkat fungsi dan Ia menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Mereka yang tidak mensyukuri diri dan wajahnya akan memiliki uang keluar yang tinggi dan diikuti banyak kekhawatiran. Baraqah adalah sifat pelipatgandaan. Namun kita sering diguncang secara iman : dibuat tidak menyukai dirinya, membutuhkan apa yang tidak ia perlukan dan mengejar apa yang tidak bisa raih. Dan untuk itu kita berbuat banyak ulah dan menghabiskan banyak uang seperti orang bodoh. Banyak gaya, banyak tekanan.

 

Tuhan memberi banyak hal yang dapat kita rasakan dengan adanya iman serta rasa syukur. Kita punya modal sebagai orang terhormat. Penghormatan terbesar dari Kristus, permanen dan tidak dapat dijatuhkan dosa. Itulah karena kita segambar dengan Allah. Kita hanya mampu memberi dan berbagi dari apa yang kita punya, jangan cari yang tidak ada. Mereka yang merasa sudah memiliki, tidak akan sibuk terus mencari, tapi terus berbagi. Inilah ajaran yang penting kita ajarkan bagi generasi penerus gereja kita.

 

GBKP ada karena ada yang meninggalkan zona nyamannya nun jauh dari Belanda, itulah cara untuk berbagi berkat dan untuk itulah GBKP menjadi berkat bagi yang lain. Allah melihat kekurangan kita dan menutupinya. Jadi Ketika melihat kekurangan pada yang lain berlakulah seperti itu-ezer- menjadi penolong. Itulah juga yang menjadi inti dan dasar kemitraan, dilakukan dengan inisiatif seperti Allah yang bekerja saat manusia tidur.  Dalam diri sesama kita bersemayan Tuhan, dan dia adalah diri kita yang lain(Mt 25:40). Berkat melipatgandakan, kutuk menghentikan, dan janganlah kita berdiam diri, tapi keluarlah untuk berbagi berkat agar jangan jadi terkutuk, termasuk jemaat di Buluhawar.

 

Limpahan berkat dan sukacita dalam perayaan peringatan 133 tahun berita Injil sampai kepada orang Karo semakin berkesan, karena untuk pertama kali bisa peringatan di desa Buluhawar dikunjungi oleh mitra Persekutuan Gereja di Indonesia-Protestantse Kerk in Nederland dan semua perwakilan gereja-gereja. Terlebih kehadiran Forkopimda Provinsi Sumatera Utara dan Wakil Bupati Karo serta wakil Bupati Deli Serdang berkenan hadir pada acara akbar ini.

 

Dalam sambutannya Gubernur Provinsi Sumatera Utara H. Edy Rahmayadi meyampaikan bahwa dia sendiri baru tahu di mana titik nol GBKP, dan merasa sangat beruntung dapat mengunjungi desa Buluhawar sebagai seorang Gubernur  di hari 133 tahun sampainya Injil kepada orang Karo. Gubernur  menyampaikan apresiasi bagaimana GBKP dapat merayakan kegiatan besar dan akbar bukan di hotel berbintang dan mewah, namun tempat yang indah di Buluhawar. Dalam sambutannya Gubernur menyampaikan perlunya menjauhkan sifat iri hati yang tinggi di kalangan orang Karo, namun saling dukung untuk kesejahteraan dan kemajuan. Bahwa inti beriman adalah bermanfaat  kedalam kehidupan. Juga dalam ikatan keimanan yang kuat terdapat dalam tiga agama besar (Judaisme, Kristen dan Islam), kiranya menjauhkan tindakan salah menyalahkan dan menganggap agamanya benar sendiri. Di akhir sambutannya Gubernur berjanji akan datang kembali bersama keluarga ke Buluhawar.

 

Rangkaian kegiatan peringatan 133 tahun sampainya Injil kepada orang Karo diakhiri dengan penandatanganan prasasti titik nol GBKP oleh Gubernur Sumatera Utara, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Protetstantse Kerk in Nederland, Moderamen GBKP dan Ketua Panitia Konferensi Kemitraan Emansipatoris PGI-PKN.

 

SELAMAT MEMPERINGATI 133 SAMPAINYA INJIL KEPADA ORANG KARO

SELAMAT HUT KAKR 133 TAHUN

 

(Pdt. Imanuel Kemenangan Ginting, STh. Humas dan IT Moderamen GBKP)