Bahasa Indonesia

Pengabdian Mahasiswa FKM USU bekerja sama dengan Moria Getsemane Ujung Serdang dalam melakukan sosialisasi Bahaya Toxoplasma

Sonia Anisa br Ginting | 12-06-2023

Ujung Serdang, 05 Juni 2023, Sekelompok Mahasiswa dari Universitas Sumateta Utara stambuk 2022 melakukan penyuluhan di Ujung Serdang, Kegiatan yang berlangsung Senin (5/6/22) ini merupakan salah satu program dalam Project Base Learning yang dilaksanakan untuk menyelesaikan tugas pada matakuliah NTD's.

Kelompok ini terdiri dari 9 orang mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dalam kegiatan ini, mereka bekerja sama dengan Moria PJJ Getsemane Ujung Serdang dalam melaksanakan kegiatan berupa sosialisasi mengenai bahayanya TOXOPLASMA, yakni dengan penambah wawasan masyarakat dalam mencegahan terjadinya toxoplasma. 

Kegiatan yang berupa pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh sekelompok mahasiswa yang salah satunya adalah permata GBKP yaitu Sonia Anisa Br Ginting bersama rekan kelompok yakni Tuti Yanti Masni Hura sebagai ketua tim, Rika Sartini Br Manurung, Stepanie Angeline Hutagaol, Muhammad Fauzan Siregar, Evita Dewi Simanjuntak,  Nurlaili Rahma, Nindi Oktaviani dan Khalimatusaqdiah.

Tujuan utama penyuluhan ini yaitu dapat meningkatkan pemahaman moria tentang tindakan-tindakan yang perlu mereka lakukan untuk menghindari toksoplasma. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai tindakan yang harus mereka lakukan jika mengalami gejala penyakit toxoplasma.

Mencegah faktor resiko penularan Toxoplasma pada Wanita Usia Subur dan hamil. Dalam pemaparannya dijelaskan : Cara mengenali sumber penyakit toxoplasma,  yaitu sejenis parasit toxoplasma gondii yang kemungkinan terdapat dimana saja, salah satunya ialah pada feses kucing. Lalu dijelaskan juga bahwa perkembangbiakan toxoplasma gondi mempunyai 2 fase, yaitu seksual (terjadi pada usus kucing) dan aseksual (jika ditemukan parasit toksoplasma pada hewan dan manusia). Adapun sumber penularannya yaitu meminum susu sapi atau kambing yang mentah atau tidak dipanaskan dengan sempurna, melalui daging dan air yang terkontaminasi stadium infeksius ookista yang terdapat pada feses kucing, serta pencucian buah dan sayur yang tidak bersih. Gejala yang ditimbulkan tidak ada bedanya dengan penyakit umum seperti; sakit kepala, demam dan kelelahan berlebihan. Cara mencegah terkena toxoplasma ini dapat dilakukan dengan pencegahan primer sekunder dan tersier. Pencegahan Primer terdiri atas:

  1. Daging/unggas harus dimasak hingga matang.
  2. Buah dan sayuran harus dikupas atau dicuci bersih sebelum di makan
  3. Wanita hamil harus menghindari dan gunakan sarung tangan untuk membersihkan kotoran kucing disekitar lingkungan rumah.
  4. Talenan, piring, alat masak terkait, dan tangan harus selalu dicuci dengan air hangat dan sabun setelah kontak dengan daging mentah, unggas, makanan laut atau buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci.

 

Pencegahan sekunder terdiri dari :

  1. Diagnosis awal pada ibu, fetus dan bayi baru lahir
  2. Menghindari tindakan yang dapat menyebabkan transmisi parasit secara transplasental melalui intervensi terapi pada ibu hamil dan anak‐anak yang memperlihatkan infeksi akut.

 

Pencegahan tersier berkonsentrasi pada diagnosis awal melalui kadar antibodi spesifik IgA dan IgM dalam darah yang diambil dari bayi baru lahir dan memperkenankan pelaksanaan rezim terapi untuk mencegah atau mengurangi risiko sekuale.

Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat semakin memahami dan mengerti akan bahaya toxoplasma. Terlebih Moria dapat memberikan penjelasan kepada seluruh keluarga menjaga kebersihan untuk kesehatan demi mencegah terjangkit parasit toksoplasma gondii.

(Sonia Anisa br Ginting. Permata GBKP Rg. Ujungserdang)