Bahasa Indonesia

Prihatin Dengan Maraknya Perjudian Dan Narkoba Di Tanah Karo, Pemuka Agama Persiapkan Aksi Bersama

Pdt. Imanuel Ginting, S.Th | 14-09-2023

Kabanjahe 12.09.2023

Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Krismas I. Barus, MTh. LM dalam sambutan dan pengantarnya menyambut tokoh-tokoh dan pimpinan lintas agama se Tanah Karo menyampaikan,"Persoalan sosial dan penyakit masyarakat yang kita hadapi semakin kompleks dan holistik. Realitas panggilan kita adalah untuk menghadirkan bagian doa Bapa kami, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga. Untuk itu kita perlu diskusikan kelemahan dan tantangan serta peran  agama-agama di Tanah Karo.”

Mengenai kondisi masalah sosial di Tanah Karo Pdt. Masada Sinukaban memaparkan, "Di Tanah Karo ada lokalisasi peredaran narkoba, prostitusi dan perjudian. Ada penutupan tapi kemudian pindah tempatnya. Ada gerakan kaum ibu mendemo dan menutup tempat perjudian dan gangguan pengeras suara. Sikap kita melawan setiap adanya operasional penyakit sosial, karena diikuti kriminalisasi pencurian, termasuk hasil pertanian Masyarakat, sehingga Masyarakat harus bermalam dan menjaga tanamannya di ladang. Judi dadu dan tembak ikan lebih banyak beroperasi. Ini perlu jadi gerakan bersama dan sistemasis semua kelompok se Tanah Karo."

 

Pdt. Mestika Gtg sebagai Ketua Bidang Diakonia menyampaikan, “GBKP sangat terbeban melihat fenomena di tengah masyarakat, dan kita sebagai lembaga keagamaan diminta agar tegas menunjukkan keperdulian dan tidak diam dengan semakin meningkatnya perjudian yang diikuti juga oleh peredaran gelap narkoba. Untuk menyikapi hal tersebut, kita perlu membuat sikap bersama menghadapi hal ini. Sejak 2021 kita advokasi persoalan ini. Ada tindakan hanya sporadis dan terbatas waktu. Sekarang naik lagi. Kita ada percakapan dengan Kapolres, meminta semua agama dilibatkan. Sejak pertemuan sepertinya kasus meningkat. GBKP juga telah menegaskan jika ada jemaat atau pekerja gereja terlibat akan tegas ditindak juga. Kita harus menyuarakan suara keluhan masyarakat  karena masyarakat sudah pesimis melihat keadaan saat ini. Panggilan Tuhan dan kemanusiaan memanggil kesatuan kita  bersama menyelamatkan masyarakat kita.”

 

"Kalau ulama dan pemerintah ada yang tidak benar, maka masyarakat menjadi tidak benar. Usulan kaum ibu perwiridan dan kaum ibu nasrani yang berdemo di garda depan," usul HF. Samadin Tarigan dari MUI Tanah Karo memberikan pandangannya.

                                                      

Beberapa tokoh yang hadir menyampaikan kesamaan pandangan dan masukan, antara lain, “Target dimasuki setiap desa, ultimatum kades agar perduli, dan perda tentang anti perjudian. Dengan keadaan situasi sekarang,  kita melihat  kenyataan tipisnya kepercayaan kepada aparat pemerintah dan kepolisian.  secara gereja yang melihat ada anggota terbukti melakukan perjudian maka adakan pengucilan kepada mereka, baik permainan judi dadu, tembak ikan-ikan, dam batu,” tegas Pdt. Gustav dari HKBP.

 

“Jangan kita malah disalahkan lagi tidak mampu mengajarkan jemaat agar menjauhi perjudian. Ini bukan jawaban. Aksi GBKP pernah menutup perjudian agak lama, tapi sudah dibuka lagi. Kita harus maju terus. Kelompok agama harus bersatu dan sehati menjadi pemimpin dalam menghadapi masalah yang sangat penting ini. Kepemimpinan harus dipilih dari seorang yang masih dipercaya masyarakat. Seluruh ulama dan pendeta harus berada di garda terdepan, ” tegas Pdm. Yunieli Waruwu (GBI). Pengurus PP Muhamadiyah Tanah Karo Irwansia menyampaikan, “Jangan ada yang tutup mulut karena mendapatkan bayaran. Juga premanisme kuat sehingga ada pula ketakutan minoritas, karena itu kebersamaan kita adalah juga modal kekuatan bersama.”

 

“Kalau kita bekerja secara tanggung, selalu juga ada ancaman. Kita berhadapan dengan mafia dan aparat juga. Kuncinya ada di kades, karena semua punya kepentingan. Kalau sekarang yang ditakuti adalah kelompok agama. Lakukan audensi ke aparat yang terkait agar bertindak menghadapi persoalan ini!” Pdt. Andi Sastra Ginting.

 

St. Rusmiaty dari GKPS mengatakan, “Kita menghadapi lingkaran setan. Yang perlu dibersihkan adalah dari para aparat dan pemimpin, butuh ketegasan mereka. Kaum ibu dan kaum emak siap bergerak, tapi akarnya juga harus diberantas!” Dan lebih jauh lagi, perwakilan kaum muda GKPS menyampaikan, “Kami kaum muda kecewa kepada aparat pemerintah karena praktek judi dan narkoba melibatkan aparat dan oknum tertentu. Kaum muda dan anak sekolah jadi korban, sehingga putus sekolah dan kerusakan mental untuk mendapatkan uang dengan  cepat. Kami sangat mengharapkan aksi nyata agar tidak terjadi kemerosotan Tanah Karo,” kata Amricat Halomoan. Dimintakan juga agar Pendeta lokal harus tegas bertindak melawan penyakit sosial yang ada di wilayahnya. Aksi membuat sanksi sosial kepada pelaku, tindakan ini butuh serius dan berani.

Dalam pertemuan tersebut disepakati beberapa tindakan bersama menindaklanjuti pertemuan tersebut, baik secara jangka pendek, menengah mau pun jangka panjang dalam menyikapi masalah sosial kemasyarakatn di Tanah Karo.

Pdt. Imanuel Kemenangan Ginting, STh (Biro Humas dan IT Moderamen GBKP)