Kabanjahe, 26 Juni 2024
Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di Tanah Karo dilakukan dengan aksi unjuk rasa oleh Forum Lintas Agama Kabupaten Karo yang start di halaman Gedung GBKP Kabanjahe Kota, Kabanjahe, Rabu (26/6/2024). Aksi ini merupakan kelanjutan dari beberapa kali aksi yang sama dilakukan untuk menyampaikan seruan kepada Presiden Jokowi, Kapolri, Kapolres Tanah Karo dan Bupati Karo agar bertindak dalam melihat realitas di tengah masyarakat, di mana dampak maraknya praktek judi dadu, ikan-ikan, jackpot, judi online dan peredaran narkoba telah merusak mental generasi muda dan kehancuran banyak keluarga serta meningkatnya angka kriminalitas. Hal ini juga selaras dengan thema peringatan HANI 2024, “Masyarakat bergerak, bersama melawan narkoba mewujudkan Indonesia bersinar.”
Dalam orasinya Pdt. Yunus Bangun, MTh dengan tegas menyampaikan keprihatinan agama-agama terhadap hal tersebut. Beliau dengan tegas menyampaikan dengan maraknya judi, narkoba, prostitusi yang merusak masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan kehadiran pemimpin daerah yang perduli memberantas hal tersebut. Jeritan hati masyarakat kiranya didengar, dan Pejabat Kabupaten Karo lebih baik keluar dari Tanah Karo, Kapolres Karo harus keluar dari Tanah Karo bila tidak cinta Tanah Karo. Kita harus tunjukkan komitmen menunjukkan rasa cinta kepada Tanah Karo.
Selesai orasi pembuka, ratusan umat dari lintas agama beriringan berjalan bersama menuju Mapolres Tanah Karo. Sepanjang perjalanan, seruan untuk pemberantasan dan pemusnahan sarang judi begitupun penangkapan para bandar dan mafia besar agar dilakukan oleh aparat kepolisian sebagai tindakan nyata yang melakukan pengayoman terhadap masyarakat.
Melalui orasinya yang disampaikan oleh perwakilan Karang Taruna Kambos Ginting, Pdt Jhon Frezer Ginting, Pdt Andi Sastra Ginting, (GKRI), Pdt Lisa Selvina Tarigan GBKP) dan H. Samadin Tarigan Ketua MUI Karo disampaikan himbauan agar Kapolres beserta jajarannya tegas memberantas judi dan penyalahgunaan narkoba. Masyarakat melihat bagaimana praktek judi dan peredaran narkoba dilakukan sistematis dan massif serta aparat keamanan seperti menutup mata. Polisi yang mendapat mandat untuk membasmi penyakit masyarakat kalau tidak menjalankan tugasnya, kepada siapa rakyat mengadu, kalau bukan sama Pak Polisi.
"Kalau ada hati tegakkan hukum, dan hargai jasa para pahlawan Karo yang telah membebaskan bangsa kita dari penjajahan. Tanah Karo Simalem adalah tanah pejuang, jangan dihancurkan oleh para mafia judi dan narkoba!” seru perwakilan Karang Taruna.
Dalam penyampaiannya ditekankan juga bahwa sebagai pimpinan, bila tidak mampu mundur saja. Hal ini juga dinyatakan secara tertulis dalam spanduk yang diarak sepanjang perjalanan tersebut. “Jangan yang ditangkap hanya pemain kecil di lapangan, tapi tangkaplah bandarnya. Ada orang diam dalam ketidakadilan. Satu saat akan menimpa anak cucunya," kata Pdt Andi Sastra. “Jangan beri uang haram kepada keluarga kita!”himbau Ketua MUI. Dikatakan Pdt Liza, banyak suami yang tidak pulang ke rumah karena judi. Banyak rumah tangga yang hancur dan tercerai berai, dan menghancurkan masa depan generasi penerus bangsa.
Tampak hadir mendengarkan aspirasi masyarakat Wakapolres Tanah Karo. Pada kesempatan pertemuan tersebut tidak dilakukan dialog, karena menurut Pdt Masada, yang dibutuhkan masyarakat bukan sekedar basa-basi tapi tindakan nyata dalam aksi di lapangan. Kepada Polres diberi waktu satu minggu untuk bertindak memberantas judi dan narkoba, dan masyarakat tetap akan melihat dan menilai kemajuan yang ada, terutama penangkapan para bandar besar. Dan jika tidak ada kemajuan tindakan ini akan dilakukan secara berkala pertiga bulan dengan kekuatan masyarakat yang berlipat-lipat kali lebih besar.
Orasi yang sama juga disampaikan di depan Kantor Bupati oleh Harmonis Ginting dari Katolik, perwakilan Karang Taruna Kambos dan Dandi. Kepada Bupati diharapkan agar bertindak tegas, memerintahkan kepada Camat agar memberantas judi dan Narkoba di daerah masing-masing. Disebutkan, masyarakat juga sudah tidak merasa aman karena banyak aksi pencurian. Bahkan mereka harus bermalam menjaga tanaman mereka karena sudah banyak kejadian, pencuri memanen hasil pertanian warga. Mereka juga menyatakan rasa kecewanya karena Bupati dan Wakil Bupati tidak ada yang hadir merespon kedatangan rakyatnya. Absennya pemerintah dalam solusi masalah sosial akan memicu tindakan masyarakat bermain hakim sendiri.
Pada kesempatan itu, Pdt Masada Sinukaban sebagai jurubicara Forum Lintas Agama meminta kepada Pemkab Karo agar mengadakan dialog dengan semua unsur Forkopimda beserta Camat se-Tanah Kato dan mengundang tokoh agama dan masyarakat untuk membahas dan mengambil keputusan terkait judi dan Narkoba.
Rangkaian aksi ditutup dengan doa oleh Kabid Diakonia Moderamen GBKP Pdt Mestika Ginting. Ikut dalam aksi Moderamen GBKP, Pdt Jennie Keliat, Pdt Natallidna Tarigan, Pdt Christoper Sinulingga, Pdt Kalvinsius Jawak, perwakilan dari Klasis Kabanjahe, Kabanjahe Barus Jahe, Kabanjahe Tigapanah, Lau Baleng, Tigabinanga, Munthe, Kabanjahe Sukarame, Berastagi serta tokoh agama lainnya. (Pdt. Imanuel Kemenangan Ginting, STh. Biro Humas dan IT Moderamen GBKP).